Baik-baik Saja

 

 

Katanya level tertinggi dalam cinta adalah mengikhlaskan. Hari ini aku berjanji pada diriku sendiri, berjanji untuk melupakan segala hal tentangmu. Melupakan dengan mengikhlaskan bahwa hati ini bukanlah pilihanmu. Berharap hati ini akan tabah, setelah aku mengeluarkan semua pancaran sinar yang telah menghiasinya selama ini. Semoga baik-baik saja.

Kisah yang selama ini menghiasi hari. Kisah yang menjadi penghantar tidur ini. Kisah yang menjadi angan-angan pelipur hati. Perlahan akan menjadi kenangan. Kenangan yang mungkin tidak terulang lagi. Kenangan yang akan terkikis seiring berjalannya waktu. Dan rasa ini akan kembali ke titik awal merasa biasa saja saat melihatmu.

Bukan aku tak mencintaimu sepenuh hati, aku sangat tulus mencintaimu. Hanya saja dari awal rasa ini memang salah. Salah karena mencintai orang yang sudah berbahagia dengan kekasihnya. Terlalu egois rasanya jika aku memaksakan rasa ini terhadapmu. Maafkan aku, karena aku baru tersadar oleh lamunan-lamunan indah bersamamu. Hingga aku selalu merampas kebahagianmu. Maafkan aku.

Tuhan, semoga ini baik-baik saja... Made ikhlas... Karena Engkaulah sebaik-baiknya pembuat rencana.

Dengan Segala ke Egoisanku

 


Dikeheningan malam, disaat ku pejamkan mata ini. Terlukis indah wajah cantikmu digelapnya tutupan mata. Seakan, tiada lagi sesuatu yang aku pikirkan selain dirimu. Kamu begitu indah, hingga aku terperdaya dalam lamunan-lamunan indah saat bersamamu. Bagiku, engkaulah kebahagiaan serta kesedihanku. Sedih jika tidak ada kabar darimu. Sedih, hanya bisa mengandai-andaikamu.

Sebegitu cintakah aku padamu, hingga tidur pun aku selalu memimpikanmu? Mimpi yang terasa indah. Disaat aku bisa mendengar canda tawamu. Serta bisa berada didekatmu. Cuma sebatas mimpi, tapi membuatku merasa bahagia. Namun, mimpi tetaplah mimpi yang akan sadar jika aku terbangun dari tidurku. Dan semua terasa pudar ketika aku kembali dari mimpi itu, kembali ke kehidupan yang nyata. 

Yang dalam kenyataannya kamu berada jauh disana, berbahagia dengan seseorang yang kamu cinta. Aku sadar, aku hanya seseorang pengagummu saja, tanpa bisa berusaha memiliki. Rindu pun hanya bisa aku rasakan sendiri, terpendam dalam hati. Sekali lagi aku harus sadar diri, aku bukan siapa-siapa, yang tak pantas mengharapkan kebahagiaan darimu. Hanya bisa berdoa untuk melipur sendu dalam hati.

Berdoa kepada Allah dengan segala ke egoisanku. Mengharapkanmu menjadi milikku. Aku tidak mempedulikan perasaanmu dan orang yang kamu cinta. Padahal sudah jelas kamu menolakku, tapi aku menolak untuk ditolak. Sungguh egois bukan? Aku percaya Allah maha membolak-balikkan hati. Kadang yang bencipun jadi cinta ataupun sebaliknya. Tetap berprasangka yang baik kepada Allah, karena Allah lebih tahu segalanya. 

Untuk mengakhiri tulisan ini, aku memohon maaf padamu. Karena aku telah mengagumi serta menyayangimu dengan segala ke egoisanku...


Copyright © / My Diary

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger